Sebuah organisasi lebih sering terlihat dalam bentuk-bentuk simboliknya.
Misalnya, sebuah universitas punya lambang dan warna khusus untuk jaket
para mahasiswanya, punya tradisi wisuda tertentu, menjalani ritual
sehari-hari dalam bentuk pengajaran di kelas, dan sebagainya. Sebuah
perpustakaan atau sistem informasi didirikan di sebuah organisasi, maka
segala sesuatu tentang perpustakaan dan sistem ini akan ‘diikat’ oleh
nilai, praktik, tradisi, dan sebagainya itu. Sebagai sebuah elemen dalam
sebuah organisasi, perpustakaan biasanya memiliki fungsi khusus yang
berkaitan dengan tujuan organisasi. Fungsi perpustakaan idan sistem
informasi ini kemudian akan digabung dan diselaraskan dengan
fungsi-fungsi lainnya. Misalnya, dalam sebuah organisasi universitas,
perpustakaan memiliki fungsi simpan dan temukembali, bersama-sama dengan
fungsi pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan sebagainya.
Atau di sebuah perusahaan swasta, sebuah sistem informasi memiliki
fungsi sebagai himpunan pengetahuan praktis atau , selain juga
menyediakan informasi praktis tentang prosedur-prosedur
kerja.Kajian-kajian organisasi selama ini percaya, bahwa elemen dalam
sebuah organisasi tidak bersifat statis atau ‘netral’. Setiap elemen
saling berhubungan dan memerlukan apa yang disebut ‘pengaturan budaya’.
Pengaturan ini merupakan wujud dari sebuah proses pengembangan ide-ide
dasar komunitas atau organisasi. Ketika masing-masing elemen saling
berhubungan dan saling menata aturan di antara mereka inilah terjadi
dinamika yang seringkali mengandung setidaknya tiga
hal:· Dominasi – satu elemen akan berupaya mendominasi elemen
lainnya, atau setidaknya berunding (negosiasi) tentang peran dominan
masing-masing.·
Konflik – seringkali merupakan ‘makan
sehari-hari’ dalam setiap organisasi, walau tidak harus selalu berarti
pertentangan yang keras dan merusak.· Kontradiksi -
terjadi ketika aturan, nilai, atau norma dilaksanakan oleh masing-masing
anggota dan elemen organisasi, seringkali tidak dengan sepenuh hati dan
bahkan juga dengan sikap menentang.Sebuah perpustakaan atau sistem
informasi di dalam organisasi apa pun, dengan demikian, juga akan
terlibat dalam tiga hal di atas. Seluruh kegiatan dan operasinya akan
sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi yang terwujud dalam bentuk
negosiasi dominasi, pengaturan konflik (conflict management), dan
penyelarasan kontradiksi. Adalah sangat naif kalau pengembang dan
pengelola perpustakaan atau sistem informasi menganggap hal-hal di atas
bukan urusannya. Seringkali para pengembang dan pengelola perpustakaan
atau sistem informasi memerlukan pemahaman yang memadai sebelum dapat
mengoperasikan kegiatan-kegiatan mereka. Pengetahuan ‘teknis’ tentang
prosedur kerja dan pengembangan teknis seringkali tak pernah cukup untuk
menjamin kesuksesan operasi perpustakaan atau sistem informasi.Seorang
pengembang atau pengelola, dengan demikian, perlu mempelajari budaya
organisasi di tempat mereka, antara lain dengan menemukan dan memahami
secara sungguh-sungguh berbagai nilai, aturan-aturan interaksi sosial
dan cara-cara anggota organisasi menginterpretasi kegiatan mereka.
Seringkali seorang pengembang atau pengelola perpustakaan perlu
memperhatikan bagaimana nilai-nilai organisasi ini diwujudkan dalam
perilaku ketika orang-orang berinteraksi. Seringkali pula, interaksi
sosial dan interpretasi ini merupakan aktivitas komunikasi, sehingga
kultur dapat digambarkan sebagai suatu artikulasi aturan-aturan
komunikasi.Pengelola perpustakaan atau sistem informasi seringkali harus
memahami bahw budaya adalah pola kepercayaan dan nilai bersama yang
menyediakan makna institusional bagi anggota, dan menyediakan aturan
berperilaku di dalam organisasi. Untuk menganalisis bagaimana
anggota-anggota organisasi berperilaku, para pengelola seringkali harus
mampu memeriksa nilai-nilai yang mengatur perilaku itu, yang sebenarnya
ada di level kedua (atau ‘di balik’ perilaku yang tertampak). Nilai ini
sulit dilihat, seringkali kita harus menginterpretasinya berdasarkan
percakapan intensif dengan tokoh-tokoh kunci, atau menganalisis isi
dokumen-dokumen penting, atau dengan memahami sejarah suatu organisasi.
|